Langsung ke konten utama

potongan ceritaku

Aku duduk di tanah di bawah sebuah pohon rindang. Dega menyusulku duduk di sampingku.
"Kenapa kita diciptakan berbeda-beda, Dega?" tanyaku sambil memainkan daun kering yang tidak tersapu oleh petugas kebersihan.
Dega diam, lalu dia membenarkan alat bantu dengarnya, kemudian dia mulai berkata, "kita diciptakan berbeda supaya kita bisa saling melengkapi satu-sama lain."
Aku melirik ke arahnya. Dia tidak melihat ke arahku saat menjawab pertanyaanku. Tatapannya kosong. Aku jadi curiga kalau dia cuma asal-asalan jawab pertanyaanku.
Lalu aku tanya lagi, "Dega, apa perbedaan yang kita miliki bisa saling melengkapi? Apa mungkin?"
Dega diam lagi. Kali ini dia tidak menjawab apa-apa. tapi sekarang tatapannya sudah tidak kosong lagi. dia menunduk dan tidak ingin menjawab pertanyaanku. ingin sekali kupaksa dia menjawab pertanyaanku. tapi aku nggak bisa mengulangi pertanyaan itu. seakan ingin lari dari kenyataan.
____________________________________________________________________

eh gw tulis sambil denger lagu nya Christian Bautista - Refrain waktu ketik ini,,, romantis abis

Komentar

Postingan populer dari blog ini

cerita dari orang ketiga

Aku hanya bisa mengalah. Yak! Mengalah. Mengalah pada diri sendiri. Mengalah pada perasaan sepi. Aku tidak tahu ini salah siapa. Ini juga bukan kemauan dariku. Bukan, bukan kemauanku, bukan juga dirinya, apalagi kemauan perempuan itu. Ya, aku mengalah untuk tidak marah. Aku mengalah untuk tidak mengeluh. Aku mengalah supaya semuanya tetap bertahan seperti ini. Kamu salah! Seharusnya tidak begini. Tinggalkan saja dia! Selalu kalimat itu yang keluar dari bibir teman-temanku. Mereka sama sekali tidak mengerti perasaanku. Tidak mereka, dia, bahkan perempuan itu. Sulit untuk dimengerti bahkan olehku sendiri. Dia, aku sudah lama mengenalnya. Sejak 10 tahun lalu. Awalnya, dia seperti adikku sendiri. Seiring dengan bertambahnya usia, dia semakin dewasa melebihiku. Dan aku semakin jatuh hati padanya. Dia mengetahui semuanya. Dia tahu! Semua berjalan begitu saja. Tanpa ingkar, tanpa janji. Dia bisa saja selalu ada di dekatku. Dan dia juga bisa saja di s...

gak harus IPA buat jadi IPA

cerita hari ke 'sekian' gw PL. hari sabtu, masih di minggu pertama gw PL. niatnya mau nemenin temen gw buat nge lab. berhubung tema PL gw gak pake nge Lab, ya gw ikut-ikutan ajaa, hahaa. (dasar tak berpendirian). sesampainya di lab, kita langsung di suruh duduk dan tanya-tanya. sampai akhirnya mas-masnya ngejelasin tentang proses produksi gula pasir. dijelasin dari awal,,, bla bla blaaa,,, dengan segala macam reaksi kimia yg terjadi, dan jelas banget ngejelasinnya (kata temen gw sih jelas banget, tapi gw mah kalo udah ada kata 'kimia'nya langsung pingin kabur ke gilingan tebu). bla bla bla, satu jam berlalu dengan penjelasan si mas-mas itu... salah satu dari kami bertanya : mas, kok gak pake jas lab?? masnya jawab : takut jas labnya kotor... gw : langsung pingin balik dari stasiun penggilingan tebu buat liat ekspresi temen2 gw mendengar jawaban itu,, temen gw tanya lagi : pernah ada kecelakaan gak si mas di lab ini?? masnya jawab : kecelakaan???...

sahabat pena

dari kecil, aku udah punya banyak sahabat pena. buanyak banget, dan aneh-aneh, mulai dari yang minta dikirimin perangko balasannya sampai yang ngirim suratnya setebal paket bom tapi perangkonya cuma yang seribuan,, pengalaman pertama punya sahabat pena itu waktu kelas 1 SD di jogja. aku baca majalah anak-anak, terus ada rubrik sahabat pena gitu,, merasa penasaran, aku buat deh surat ke dia. dan dia bales tapi minta perangko juga untuk surat balasan dia yang kedua. (dasar curang, kalau gitu aku minta dikirimin duit aja kali yaa?). sudah sampai disitu untuk sementara tulis menulis suratku. tak lama waktu aku mau pindah ke medan, kelas 2 SD, aku punya temen terbaik bangeeeeeet. namanya iif. dia kasih aku kartu nama lucu bangeeet. karena kartu nama itu juga aku nangis2 ke orang tua minta dibuatin. tapi sampe sekarang gak dibuatin. ahahaa... nah pas sampe medan, aku liat kartu nama itu. ada alamatnya juga, akhirnya aku tulis surat ke temanku itu. dan di balasnya. yaudah itu berlangsung l...