Aku hanya bisa mengalah. Yak! Mengalah. Mengalah pada diri sendiri. Mengalah pada perasaan sepi. Aku tidak tahu ini salah siapa. Ini juga bukan kemauan dariku. Bukan, bukan kemauanku, bukan juga dirinya, apalagi kemauan perempuan itu.
Ya, aku mengalah untuk tidak marah. Aku mengalah untuk tidak mengeluh. Aku mengalah supaya semuanya tetap bertahan seperti ini.
Kamu salah! Seharusnya tidak begini. Tinggalkan saja dia!
Selalu kalimat itu yang keluar dari bibir teman-temanku. Mereka sama sekali tidak mengerti perasaanku. Tidak mereka, dia, bahkan perempuan itu. Sulit untuk dimengerti bahkan olehku sendiri.
Dia, aku sudah lama mengenalnya. Sejak 10 tahun lalu. Awalnya, dia seperti adikku sendiri. Seiring dengan bertambahnya usia, dia semakin dewasa melebihiku. Dan aku semakin jatuh hati padanya. Dia mengetahui semuanya. Dia tahu!
Semua berjalan begitu saja. Tanpa ingkar, tanpa janji. Dia bisa saja selalu ada di dekatku. Dan dia juga bisa saja di suatu tempat bersama perempuan itu. Tidak boleh ada cemburu. Tapi perih tak teringkari.
Aku menunggunya di sini. Di sebuah café kecil tempat favorit kita. Tak lama kemudian dia datang dengan senyuman penuh di bibirnya. Kata-kata yang sudah aku susun rapi di pikiran seakan ingin terbang begitu saja.
“Maaf! Aku lama ya?”
Aku tersenyum padanya. Dia memanggil pelayan dan memesan untuk kita.
“Maaf selama ini aku selalu menyusahkan. Mungkin aku harus pergi. Aku sayang kamu lebih dari itu. Dan selebihnya, aku harus pergi.”
Dia tertegun mendengar perkataanku itu. Tapi aku tidak peduli. Aku hanya mengatakan semua yang sudah terekam di dalam ingatanku. Sekarang aku tidak bisa lagi mengalah.
Aku merasa sudah melakukan hal yang benar hari ini. Keputusanku sudah tepat. Dengan begitu tidak akan ada yang menyesal. Tidak akan ada lagi yang terluka.
“Aku seperti tersambar petir saat dia mengatakan itu semua. Mengapa dia berkata seperti itu? Padahal aku lebih menyayanginya dibandingkan perempuan yang telah menjadi milikku sekarang. Sekarang aku menyesali semuanya. Sekarang dia sudah pergi meninggalkanku. Dan aku tidak akan tega meninggalkan yang sudah menjadi milikku begitu saja.”
nasehat bwt cow2: klo suka ama cew tu ngomng.. jgn d pendam dgn ketidakpastian. bakal nyesel ntar akhirnya.haha
BalasHapusnasehat buat cewek, jangan mau di duain
BalasHapuskok diduain? emang si aku pacarn ama si dia?
BalasHapusehmm, kan HTS, ahahaa,,, eh kalo yg ceerita satunya gimana? aneh ga?
BalasHapusaku suka sama ini :)
BalasHapusBAKA! buat yg cowok, dan cewek juga. haha
hahaha iya, BAKAA bgt,,, jadi kesel sendiri,, loh?? ahhaa
BalasHapuspika, aku baru nyadar kalo fiksimini yg aku bikin mirip sama cerita ini. aku bikinnya setelah cerita ini. tapi bukan plagiat kamu lhoooo..hahaha...
BalasHapushttp://atikaluthfiyyah.blogspot.com/2011/12/sudah-hampir-3-jam-mereka-berdua-duduk.html
apa jalan keluarnya harus "pisah"?
BalasHapusjangan berputus asa
BalasHapus