Langsung ke konten utama

cerita dari orang ketiga


Aku hanya bisa mengalah. Yak! Mengalah. Mengalah pada diri sendiri. Mengalah pada perasaan sepi. Aku tidak tahu ini salah siapa. Ini juga bukan kemauan dariku. Bukan, bukan kemauanku, bukan juga dirinya, apalagi kemauan perempuan itu.

Ya, aku mengalah untuk tidak marah. Aku mengalah untuk tidak mengeluh. Aku mengalah supaya semuanya tetap bertahan seperti ini.

Kamu salah! Seharusnya tidak begini. Tinggalkan saja dia!

Selalu kalimat itu yang keluar dari bibir teman-temanku. Mereka sama sekali tidak mengerti perasaanku. Tidak mereka, dia, bahkan perempuan itu. Sulit untuk dimengerti bahkan olehku sendiri.

Dia, aku sudah lama mengenalnya. Sejak 10 tahun lalu. Awalnya, dia seperti adikku sendiri. Seiring dengan bertambahnya usia, dia semakin dewasa melebihiku. Dan aku semakin jatuh hati padanya. Dia mengetahui semuanya. Dia tahu!

Semua berjalan begitu saja. Tanpa ingkar, tanpa janji. Dia bisa saja selalu ada di dekatku. Dan dia juga bisa saja di suatu tempat bersama perempuan itu. Tidak boleh ada cemburu. Tapi perih tak teringkari.

Aku menunggunya di sini. Di sebuah café kecil tempat favorit kita. Tak lama kemudian dia datang dengan senyuman penuh di bibirnya. Kata-kata yang sudah aku susun rapi di pikiran seakan ingin terbang begitu saja.

“Maaf! Aku lama ya?”

Aku tersenyum padanya. Dia memanggil pelayan dan memesan untuk kita.

“Maaf selama ini aku selalu menyusahkan. Mungkin aku harus pergi. Aku sayang kamu lebih dari itu. Dan selebihnya, aku harus pergi.”

Dia tertegun mendengar perkataanku itu. Tapi aku tidak peduli. Aku hanya mengatakan semua yang sudah terekam di dalam ingatanku. Sekarang aku tidak bisa lagi mengalah.

Aku merasa sudah melakukan hal yang benar hari ini. Keputusanku sudah tepat. Dengan begitu tidak akan ada yang menyesal. Tidak akan ada lagi yang terluka.

“Aku seperti tersambar petir saat dia mengatakan itu semua. Mengapa dia berkata seperti itu? Padahal aku lebih menyayanginya dibandingkan perempuan yang telah menjadi milikku sekarang. Sekarang aku menyesali semuanya. Sekarang dia sudah pergi meninggalkanku. Dan aku tidak akan tega meninggalkan yang sudah menjadi milikku begitu saja.”

Komentar

  1. nasehat bwt cow2: klo suka ama cew tu ngomng.. jgn d pendam dgn ketidakpastian. bakal nyesel ntar akhirnya.haha

    BalasHapus
  2. nasehat buat cewek, jangan mau di duain

    BalasHapus
  3. kok diduain? emang si aku pacarn ama si dia?

    BalasHapus
  4. ehmm, kan HTS, ahahaa,,, eh kalo yg ceerita satunya gimana? aneh ga?

    BalasHapus
  5. aku suka sama ini :)
    BAKA! buat yg cowok, dan cewek juga. haha

    BalasHapus
  6. hahaha iya, BAKAA bgt,,, jadi kesel sendiri,, loh?? ahhaa

    BalasHapus
  7. pika, aku baru nyadar kalo fiksimini yg aku bikin mirip sama cerita ini. aku bikinnya setelah cerita ini. tapi bukan plagiat kamu lhoooo..hahaha...

    http://atikaluthfiyyah.blogspot.com/2011/12/sudah-hampir-3-jam-mereka-berdua-duduk.html

    BalasHapus
  8. apa jalan keluarnya harus "pisah"?

    BalasHapus

Posting Komentar

hey hey.... mari ramaikan duniakuu

Postingan populer dari blog ini

Pohon PENYERAP SUARA, HANTU DAN ,MALING

kekonyolan ini masih melibatkan tokoh-tokoh pada cerita sebelumnya yang berjudul IKAN . tapi kali ini gw mengalaminya sendiri, dan bukan mendengar dari narasumbernya.. mawar: Mr T lama bangeet,, gw mau ke Mr A dulu deh yaaa,, ALL: IKUUUUUUUUUUT... sesampainya di TKP mawar: pak kan suara itu kan termasuk polusi juga tuh,, gimana penanganannya pak? Mr A: dengan penanaman pohon Melati: oh pohon itu bagus menyerap SUARA ya pak? biasanya pohon apa pak? Mr A : biasanya angsana,, Melati: pak kalau pake bambu? Mr A: (menahan tawa) bambu baguss,, bagus menyerap HANTU... gw: (pasang muka begok ala komik sambil tersenyum kecut) hahahaaa Mr A: bisa juga pake mangga,, mangga bagus juga tuh,, bagus menyerap MALING... -___ -"

ini ceritaku

[12:15:04 AM] pi k a dita: oke aku kaan cerita [12:16:04 AM] pi k a dita: cerita indomie ku, waktu itu kelaparan yg teramat sangat [12:16:15 AM] pika dita: teruss, selain laper aku juga kehausan [12:16:27 AM] pika dita: udah gitu,, tangan kanan pegang panci [12:16:32 AM] pika dita: tangan kiri pegang gelas [12:16:55 AM] pika dita: tau2 aku langsung ambil air dari keran pake gelas di tangan kiriku itu [12:16:59 AM] pika dita: langsung kuminum [12:17:22 AM] pika dita: setelah itu aku ambil air matang dan di masukkan ke dalam panci untuk merebus mie [12:17:34 AM] pika dita: setelah itu aku masukkan semua bumbu [12:17:41 AM] pika dita: lengkap sudah 3 menit [12:17:49 AM] pika dita: aku pindahkan ke mangkuk [12:17:56 AM] pika dita: rasanya semakin lapar dan aku makan [12:18:02 AM] pika dita: "upsss,, kok gak ada rasanya??" [12:18:07 AM] pika dita: bagaimana ceritamu??? [12:18:13 AM] pika dita: ter