Langsung ke konten utama

empty

aku bosan. aku benar-benar bosan dengan semua apa yang ada di dalam diriku. enggak menarik. terserah orang mau bilang apa. terserah mau dibilang enggak bersyukur. aku sekarang sedang memposisikan diri jadi angin yang tak peduli menampar apapun. tanpa rasa besyukur, tanpa rasa bersalah, tanpa rasa apapun. HAMPA. tanpa rasa bersalah, tanpa rasa bersyukur, tanpa dusta maupun kejujuran sekalipun. tanpa rasa kesal. tanpa rasa.

bahkan untuk menjadi diriku yang baru pun HAMPA. tanpa ada rasa.

aku ingin punya kepribadian yang baru. entah seperti apa. hanya baru saja. sepeti halnya berganti pakaian. semudah itu , semudah berganti pakaian.

aku ingin tidak menangis dalam kesendirian, aku tidak mau berpura-pura bahagia dalam keramaian, aku tidak mau merasa bersalah, aku tidak mau menyalahkan, aku tidak mau itu semua.

aku mau hanya HAMPA yang ada saat ini. di saat aku berkesempatan untuk berfikir tidak normal sekarang ini. dan menyesalinya telah berkata semua ini. menyesalinya dan kembali menjadi aku yang sebelumnya.

aku yang sebelumnya, bahkan menangis hanya karena sebuah film, menangis hanya karena membaca sebuah buku yang tokoh utamanya bernasib sama denganku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

cerita dari orang ketiga

Aku hanya bisa mengalah. Yak! Mengalah. Mengalah pada diri sendiri. Mengalah pada perasaan sepi. Aku tidak tahu ini salah siapa. Ini juga bukan kemauan dariku. Bukan, bukan kemauanku, bukan juga dirinya, apalagi kemauan perempuan itu. Ya, aku mengalah untuk tidak marah. Aku mengalah untuk tidak mengeluh. Aku mengalah supaya semuanya tetap bertahan seperti ini. Kamu salah! Seharusnya tidak begini. Tinggalkan saja dia! Selalu kalimat itu yang keluar dari bibir teman-temanku. Mereka sama sekali tidak mengerti perasaanku. Tidak mereka, dia, bahkan perempuan itu. Sulit untuk dimengerti bahkan olehku sendiri. Dia, aku sudah lama mengenalnya. Sejak 10 tahun lalu. Awalnya, dia seperti adikku sendiri. Seiring dengan bertambahnya usia, dia semakin dewasa melebihiku. Dan aku semakin jatuh hati padanya. Dia mengetahui semuanya. Dia tahu! Semua berjalan begitu saja. Tanpa ingkar, tanpa janji. Dia bisa saja selalu ada di dekatku. Dan dia juga bisa saja di s

Pohon PENYERAP SUARA, HANTU DAN ,MALING

kekonyolan ini masih melibatkan tokoh-tokoh pada cerita sebelumnya yang berjudul IKAN . tapi kali ini gw mengalaminya sendiri, dan bukan mendengar dari narasumbernya.. mawar: Mr T lama bangeet,, gw mau ke Mr A dulu deh yaaa,, ALL: IKUUUUUUUUUUT... sesampainya di TKP mawar: pak kan suara itu kan termasuk polusi juga tuh,, gimana penanganannya pak? Mr A: dengan penanaman pohon Melati: oh pohon itu bagus menyerap SUARA ya pak? biasanya pohon apa pak? Mr A : biasanya angsana,, Melati: pak kalau pake bambu? Mr A: (menahan tawa) bambu baguss,, bagus menyerap HANTU... gw: (pasang muka begok ala komik sambil tersenyum kecut) hahahaaa Mr A: bisa juga pake mangga,, mangga bagus juga tuh,, bagus menyerap MALING... -___ -"

gak harus IPA buat jadi IPA

cerita hari ke 'sekian' gw PL. hari sabtu, masih di minggu pertama gw PL. niatnya mau nemenin temen gw buat nge lab. berhubung tema PL gw gak pake nge Lab, ya gw ikut-ikutan ajaa, hahaa. (dasar tak berpendirian). sesampainya di lab, kita langsung di suruh duduk dan tanya-tanya. sampai akhirnya mas-masnya ngejelasin tentang proses produksi gula pasir. dijelasin dari awal,,, bla bla blaaa,,, dengan segala macam reaksi kimia yg terjadi, dan jelas banget ngejelasinnya (kata temen gw sih jelas banget, tapi gw mah kalo udah ada kata 'kimia'nya langsung pingin kabur ke gilingan tebu). bla bla bla, satu jam berlalu dengan penjelasan si mas-mas itu... salah satu dari kami bertanya : mas, kok gak pake jas lab?? masnya jawab : takut jas labnya kotor... gw : langsung pingin balik dari stasiun penggilingan tebu buat liat ekspresi temen2 gw mendengar jawaban itu,, temen gw tanya lagi : pernah ada kecelakaan gak si mas di lab ini?? masnya jawab : kecelakaan???