Langsung ke konten utama

Everything


terkadang, kita tidak harus melihat ke atas untuk sebuah kesuksesan. atau mungkin melihat DARI bawah untuk sebuah kesuksesan. mungkin juga melihat kebawah untuk sebuah kebanggaan besar dari tindakan kecil.

gw suka mengamati. mengamati perilaku teman-teman gw, perilaku orang di jalanan, pokoknya perilaku manusia.

tapi yang paling gw suka itu perilaku tak terduga yang sebenarnya bisa dilakukan semua orang, hanya butuh sedikit saja kemauan untuk melakukannya, tapi hanya beberapa orang yang mau melakukannya. yaitu Peduli. peduli sama siapapun, bukan cuma peduli sama teman, tapi kepada siapapun.

kalau kalian udah baca postingan gw yg judulnya Kereta Api Listrik dan Hal Baik tgl 6 Maret. di kedua tulisan itu gw kagum sama 2 . 1 supir angkot yang baik hati, 2 pengamen yang punya rasa tenggang rasa. kedua tokoh ini punya kesamaan. mereka beda. mereka peduli. mereka punya hati. mereka enggak egois.

supir angkot itu mau memberi walaupun mungkin kehidupannya juga sama susahnya dengan kakek pengemis yang dia beri. dan sama halnya dengan pengamen yang punya rasa tenggang rasa ini, mereka tidak egois pada seorang ibu-ibu buta yang juga mengamen di gerbong kereta yang sama.

gw bisa tersenyum lebar melihat hal-hal seperti ini. di negara Indonesia ini masih ada juga orang-orang yang peduli. Dan untuk hanya sekedar melihat contoh kepedulian, TIDAK HARUS MELIHAT KE ATAS. Masih banyak contoh-contoh kecil di sekitar kita. TANPA DISADARI.

orang sukses tapi egois = Nothing
Belum sukses dan peduli = Meaning
Sukses dan peduli = Everything

yeaah, we'll be success and please be care with the other, 4ever.
Peace ^_^v


Komentar

Postingan populer dari blog ini

cerita dari orang ketiga

Aku hanya bisa mengalah. Yak! Mengalah. Mengalah pada diri sendiri. Mengalah pada perasaan sepi. Aku tidak tahu ini salah siapa. Ini juga bukan kemauan dariku. Bukan, bukan kemauanku, bukan juga dirinya, apalagi kemauan perempuan itu. Ya, aku mengalah untuk tidak marah. Aku mengalah untuk tidak mengeluh. Aku mengalah supaya semuanya tetap bertahan seperti ini. Kamu salah! Seharusnya tidak begini. Tinggalkan saja dia! Selalu kalimat itu yang keluar dari bibir teman-temanku. Mereka sama sekali tidak mengerti perasaanku. Tidak mereka, dia, bahkan perempuan itu. Sulit untuk dimengerti bahkan olehku sendiri. Dia, aku sudah lama mengenalnya. Sejak 10 tahun lalu. Awalnya, dia seperti adikku sendiri. Seiring dengan bertambahnya usia, dia semakin dewasa melebihiku. Dan aku semakin jatuh hati padanya. Dia mengetahui semuanya. Dia tahu! Semua berjalan begitu saja. Tanpa ingkar, tanpa janji. Dia bisa saja selalu ada di dekatku. Dan dia juga bisa saja di s

Pohon PENYERAP SUARA, HANTU DAN ,MALING

kekonyolan ini masih melibatkan tokoh-tokoh pada cerita sebelumnya yang berjudul IKAN . tapi kali ini gw mengalaminya sendiri, dan bukan mendengar dari narasumbernya.. mawar: Mr T lama bangeet,, gw mau ke Mr A dulu deh yaaa,, ALL: IKUUUUUUUUUUT... sesampainya di TKP mawar: pak kan suara itu kan termasuk polusi juga tuh,, gimana penanganannya pak? Mr A: dengan penanaman pohon Melati: oh pohon itu bagus menyerap SUARA ya pak? biasanya pohon apa pak? Mr A : biasanya angsana,, Melati: pak kalau pake bambu? Mr A: (menahan tawa) bambu baguss,, bagus menyerap HANTU... gw: (pasang muka begok ala komik sambil tersenyum kecut) hahahaaa Mr A: bisa juga pake mangga,, mangga bagus juga tuh,, bagus menyerap MALING... -___ -"

gak harus IPA buat jadi IPA

cerita hari ke 'sekian' gw PL. hari sabtu, masih di minggu pertama gw PL. niatnya mau nemenin temen gw buat nge lab. berhubung tema PL gw gak pake nge Lab, ya gw ikut-ikutan ajaa, hahaa. (dasar tak berpendirian). sesampainya di lab, kita langsung di suruh duduk dan tanya-tanya. sampai akhirnya mas-masnya ngejelasin tentang proses produksi gula pasir. dijelasin dari awal,,, bla bla blaaa,,, dengan segala macam reaksi kimia yg terjadi, dan jelas banget ngejelasinnya (kata temen gw sih jelas banget, tapi gw mah kalo udah ada kata 'kimia'nya langsung pingin kabur ke gilingan tebu). bla bla bla, satu jam berlalu dengan penjelasan si mas-mas itu... salah satu dari kami bertanya : mas, kok gak pake jas lab?? masnya jawab : takut jas labnya kotor... gw : langsung pingin balik dari stasiun penggilingan tebu buat liat ekspresi temen2 gw mendengar jawaban itu,, temen gw tanya lagi : pernah ada kecelakaan gak si mas di lab ini?? masnya jawab : kecelakaan???